Transkip Wawancara Bersama Bu Nungki

 Penulis:  

1. Andini Rahmawati (XI IPS 3)

2. Atin Riswanti (XI IPS 2)

3. Galih Wahyu P (XI IPS 2)

4. Septi Setiyaningsih (XI IPS 2)

5. Sinta Khoirinnisa' (XI IPS 2)


Pada hari Jum'at, 28 Januari 2022

Tepat pukul 13.45 wib pada saat jam istirahat. Saya dan perwakilan kelompok mengambil surat pengantar wawancara di kantor guru. Setelah bertemu guru mapel berbincang sedikit mengenai surat pengantar. 

Pada hari Jum'at, 28 Januari 2022

Kami berlima membuat waktu pertemuan untuk mempersiapkan atau mendiskusikan hal apa yang di tanya jawabkan pada tokoh masyarakat tersebut. 

Pada hari Sabtu, 29 Januari 2022

Kaami sekelompok menuju ke Puskesmas untuk melakukan wawancara terhadap Perawat Puskesmas Pamotan. Ketika kami sampai di Puskesmas Pamotan suasananya lumayan ramai, karena banyak petugas yang yang bertugas di tempat, namun dengan mereka bertugas tidak membuat mereka risih dengan kehadiran kami, mereka ramah dan menyambut kami dengan sangat baik.

Kami pun dipersilahkan masuk dan melakukan wawancara dengan salah satu petugas yang sedang senggang bertugas. Beliau sangat ramah dan juga murah senyum selain menjawab pertanyaan yang kami ajukan. Beliau juga terkadang memberikan pengalaman dan candaan yang membuat ketegangan dalam wawancara tersebut semakin berkurang dan membuat Kami lebih nyaman,

Andin : "Bagaimana respon awal masyarakat mengenai covid-19?"

Bu Nungki : "Kalo awal dulu kita kenal Covid - 19 di kabupaten Rembang, kasus pertama kita di kecamatan Pamotan tepatnya di desa Megal, jadi waktu itu seperti kasus KLB (kejadian luar biasa). Respon masyarakat sih waktu itu jelas ada kepanikan tapi kita tetap menghimbau untuk tetap tenang tapi harus tetap waspada. Masyarakat waktu itu ada yang menyikapinya berlebihan, takut keluar, sakit tidak mau periksa ke puskesmas. Ada juga yang sudah tahu himbauan keluar rumah pakai masker dll tapi mereka mengabaikan, ada juga yang disiplin banget sampai takut, ada yang menyikapinya dengan santai, tapi kita tetap menghimbau agar tenang tapi tetap harus waspada."

Andin : "Hal kebiasaan apa yang berubah saat terjadi pandemi mengenai sekolah, ibadah dll?"

Bu Nungki : "Kalau untuk kebiasaan kita dulu sudah ada himbauan semua aktivitas bisa tetep berjalan dengan memperhatikan prokes. Kalau untuk sekolah ketika kita mulai level berapa kita tidak boleh sekolah, semua daring, pembelajaran tidak boleh tatap muka, ketika levelnya kita sudah turun kita boleh tatap muka dengan syarat - syarat yang sudah ditentukan, dengan jam pelajaran dipersingkat, tidak ada istirahat, memakai masker dan cuci tangan. Tapi saya lihat surat edaran baru kelihatannya mulai minggu depan untuk sekolah sudah boleh masuk normal 100% dengan tetap memperhatikan prokes. Mungkin adek adek lihat kalau di puskesmas kita prokesnya masih ketat banget, minimal kita pakai masker. Kalau dulu kita jaman awal menangani Covid kita memakai APD. Itu sebagai upaya kita untuk mengantisipasi."

Andin : "Sejak kapan pandemi Covid - 19 berlangsung di daerah ini?"

Bu Nungki : "Sekitar 

bulan April/Mei 2020. Itu sudah mulai marak kasusnya, kegiatan justru lebih banyak ke hal hal seperti tresing, testing, treatment, nanti kalau ada yang positif kita lacak, keluarganya kita periksa, karena kita di kondisi pandemi."

Andin : "Apa terjadi permasalahan? Dan apakah solusinya? Seperti keluhan pasien atau petugasnya"

Bu Nungki : "Kalau untuk petugas sih alhamdulilah puskesmas bisa ya maksudnya meskipun dengan bercibaku waktu itu memang tugasnya banyak sekali kasus yang harus kita pantau diwilayah kita kebetulan kita kan ada 23 desa ya, itu juga alhamdulilah bisa waktu itu meskipun sedikit kualahan tapi alhamdulilah bisa terlewati. Mungki kalau kesusahan kita kembali lagi ke usaha untuk menyadarkan masyarakat, jadi contoh masih ada dari mereka datang ke puskesmas mau periksa tidak pakai masker padahal jelas² masker itu lebih penting dari pada isi dompet. Jadi kita tetap himbau kalau mau masuk puskesmas harus pakai masker karena kita tidak mau ada penularan."

Septi : "Apa kebijakan yang dilakukan pemerintah atau kepala desa saat terjadi puncak pandemi?"

Bu Nungki : "Kalau pemerintah di wilayah kecamatan pamotan tetep meningkatkan 3T. Penemuan kasusnya diperbanyak dan prokesnya diperketat, jadi hampir tiap hari kita ada kegiatan tressing, tressing itu artinya pelacakan misalkan di desa A ada kasus positif kita langsung kesana, kita melacak ini orang kerjanya apa, kemarin ketemu siapa saja, dirumah kontaknya dengan siapa saja, nah yang kontak itu kita periksa lagi, barang kali mereka yang ketemu sama si positif ini mereka ikut positif juga."

Septi : "Himbauan apa yang dilakukan satgas untuk menanggulangi puncak pandemi?"

Bu Nungki : "Pasti kita himbau untuk prokesnya Pakai masker, mencuci tangan, dan tidak ke tempat - tempat umum. Kalau mengenai rapat mungkin kalau tidak penting banget ya tidak usah rapat, kalau penting bisa di tempat terbuka dengan orang yang sangat minim, tetap memperhatikan prokes, dites termogan, mencuci tangan, tidak menyediakan makan minum di tempat, dan tidak membuka masker."

Septi : "Bagaimana suasana yang dirasakan pada saat lockdown di puskesmas dan rumah sakit?"

Bu Nungki : "Kalau puskesmas dan rumah sakit kita tidak pernah lockdown ya, kalau kita lokcdown terus melayani pasiennya gimana."

Septi : "Bagaimana suasana yang dirasakan pada saat banyak pasien banyak yang meninggal?"

Bu Nungki : "Untuk pasien yang meninggal banyak sekali waktu itu, suasananya mencekam banget, jadi kalau ada tetangga atau warga disekitar kita yang meninggal itu kita lewat depan rumah nya saja takut padahal kita harus tau misalkan dalam satu keluarga ada yang positif kemudian dia meninggal maka satu keluarga itu harus melakukan karantina itu. Mereka itu belum paham penularan Covid itu seperti apa? Bagaimana cara mengatasi Covid itu? Tapi kita tetap sering masuk kedesa - desa untuk memberikan pemahaman tentang Covid."

Andin : "Mungkin ada jaga jaraknya ya?"

Bu Nungki : "Iya jadi sebenarnya Covid itu tidak semengerikan itu kalau kita punya pemahaman. Kalau ada tetangga yang butuh uluran tangan kita bolehlah kita membantu. Seperti menggantung makanan apa dan tidak perlu masuk kedalam rumah."

Andin : "Kalau sudah selesai masihkah ada jaga jarak atau tidak berdekatan gitu?"

Bu nungki : "Ya itu beberapa tapi kalau udah selesai karantina boleh kembali seperti dulu."

Septi : "Bagaimana respon masyarakat ketika pemerintah mewajibkan vaksin covid-19?"

Bu Nungki : "Jadi respon masyarakat itu pro kontra. Kenapa sih harus vaksin? Kenapa ga prokes aja. Jadi tu pemerintah mewajibkan vaksin agar tubuh memiliki kekebalan kelompok. Masyarakat responya macem - macem, ada yang antusias pengen Covid cepet berakhir , ada yang takut di vaksin karena takut di suntik, ada yang tidak mau vaksin karana ada politik. Sampek pemerintah mengharuskan untuk vaksin. Ada yang tidak vaksin dia santai tapi kalo tetangganya udah vaksin dia bingung karena dia belom vaksin sendiri. Kemarin dari pemerintah di kecamatan Pamotan untuk pegawai - pegawai TNI, Polri dan PNS yang ada di kecamatan kita vaksin dulu semuanya, terus lansia kemudian guru - guru sekolah, setelah itu kemudian yang menerima bantuan - bantuan yang ada di desa (PKH) itu wajib divaksin atau tidak bantuan tertunda. Tapi itu berhasil untuk membuat masyarakat mau vaksin. Jadi sekarang vaksin ada screeningnya, karna screening itu yang mereka tidak lolos karena mungkin nyeri sendi atau mereka punya riwayat sakit apa yang mungkin tidak bisa untuk vaksin."

Septi : "Bagaimana respon masyarakat ketika terjadi PPKM di hari raya idul Fitri?"

Bu Nungki : "Idul Fitri yang mana? Kita sudah melewati dua hari raya idul Fitri ya di 2020 dan 2021, kalau di 2020 itu sepi seperti pengalaman pribadi saya karna waktu itu suasananya baru mencekam. Dan untuk keliling saja di tetangga itu tidak ada yang berani dan untuk 2021 ini udah agak longgar ketakutan masyarakat sudah tidak seperti tahun kemarin."

Setelah melakukan wawancara dan mendapatkan jawaban yang sesuai, kami kemudian pamit undur diri dan mengucapkan terima kasih atas kesediaan beliau untuk menjadi narasumber dalam wawancara tentang konflik sosial di era pandemi covid 19.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Keluargaku

Ruang Pamer SMA N 1 Pamotan

PENGARUH WISATA PANTAI KARANGJAHE DALAM PERUBAHAN SOSIAL DESA PUNJULHARJO